- Back to Home »
- education »
- Tatakrama Orang jepang, Kebudayaan Jepang Adat istiadat dan Hal Tabu
Posted by : Ferdy Yuki
Thursday, 1 December 2016
Di Jepang bukan hal sulit untuk menemukan para remaja putri
yang mempelajari upacara minum teh “chadou” dan belajar budaya merangkai bunga
“kadou” selepas menonton bioskop. Kuil-kuil kuno tegak berdiri berdampingan
dengan padatnya gedung-gedung pencakar langit di Jepang. Inilah gambaran Jepang
yang berhasil menjaga norma tradisionalnya seiring dengan kemajuan masa.Berikut
adalah beberapa seni tradisional dan adat istiadat yang tetap dipegang teguh
oleh masyarakat hingga kini,
1. Upacara merangkai bunga (ikebana)
Upacara merangkai bunga ini merupakan seni dasar di jepang
yang telah mengalami evolusi selama 7 abad lamanya. Ikebana dulunya berawal
dari tradisi mempersembahkan bunga ke kuil Buddha di Jepang.
2. Bunga Sakura
Jepang sangat identik dengan bunga sakura atau yang bisa
disebut dengan cherry blossom. Masyarakat Jepang sendiri sangat bangga dengan
keberadaan bunga ini. Hampir setiap kali musim berbunga, masyarakat Jepang
menyempatkan diri untuk hadir meramaikan festival cherry blossom setiap
tahunnya. Bunga sakura bahkan telah menjadi simbol nasional di Jepang, terbukti
dengan seringnya para petinggi Jepang menggunakan lambang sakura sebagai label
pin pada jas mereka. Motif bunga Sakura juga seringkali muncul pada berbagai
kerajinan khas Jepang, seperti yukata, kimono, kipas, dan masih banyak lagi.
3. Ojigi dan Berjabat Tangan
Ketika bertemu dengan orang asing yang belum dikenal, orang
Jepang biasanya lebih lebih menyukai jabatan tangan ringan daripada berpelukan
ala orang eropa. Jika bertemu dengan rekannya, mereka lebih suka membungkukkan
badan (ojigi) sebagai pertanda hormat.
4. Adat menggunakan sumpit dan duduk saat makan
Adat istiadat di Jepang mengharuskan seseorang untuk duduk
sembari menggunakan sumpit saat makan. Penggunaan sumpit sebenarnya berasal
dari China dan mulai digunakan di jepang pada masa Nara (tahun 710-794 M).
5. Festival Seijin shiki
Di Jepang, sorang remaja baru dikatakan berubah menjadi
orang dewasa setelah mengikuti upacara orang dewasa yang dinamakan Sheijin
Shiki (成人式). Upacara ini diikuti oleh seluruh remaja yang menginjak usia 20
tahun pada tahun itu. Para remaja wanita biasanya menggunakan kimono paling
indah yang mereka miliki, sedangkan untuk pria biasanya hanya menggunakan
setelan jas.
6. Pantangan dan hal tabu di jepang
Masyarakat Jepang dikenal memiliki banyak pantangan untuk
dilakukan karena dianggap tabu. Misalnya seseorang sebaiknya tidak menggunakan
pakaian berwarna hitam atau ungu pada saat menghadiri acara bernuansa suka
cita, karena warna tersebut dianggap melambangkan kesedihan, begitu juga dengan
warna hijau. Warna putih atau kuning lebih disarankan karena melambangkan
keceriaan.
Penggunaan angka “4” dan “9” juga dianggap tabu di jepang,
itulah mengapa Anda terkadang tidak akan menemukan lantai 5 langsung setelah
lantai 3 di sebuah bangunan bertingkat. Hal lain yang juga dianggap tabu adalah
menggunting kuku, mencuci, dan menjemur pakaian di malam hari. Tidur menghadap
ke utara juga tidak disarankan karena mirip dengan orang meninggal (orang yang
meninggal di Jepang biasanya kepalanya dihadapkan ke utara). Memegang rambut
atau pakaian saat makan juga tidak diperbolehkan karena dianggap kotor dan
tidak sopan.